Sore itu, saat perjalanan pulang tiba-tiba gerimis berjatuhah, laju sepeda tak kuhentikan terus terkayu kencang, sesekali wajah melihat langit membiarkan air hujan mendarat diatasnya.
Hujan semakin deras memaksa untuk singgah disebuah kedai ‘Caffè Dolce’. Sambil menggigil kecil, kupesan segelas latte hangat. Entah begitu saja perhatianku tertuju pada sesosok gadis dipojokan, berbeanie biru muda yang sesekali menatap hujan diluar jendela, gadis itu berparas manis mungkin lebih manis dari latte yang kupesan.
Sore itu, tiga tahun yang lalu, kalau bukan karena hujan mungkin sekarang aku tak akan bisa disini bersama kamu, “Kamus si gadis berparas manis yang lebih manis dari latte yang kita pesan (sambil mengusap kepala si gadis)”.
Hujan itu memang rahmat dari Tuhan.
Kunjungan Pertama...
BalasHapus