"Tutup mata dan coba bayangkan jika kamu hidup di 130 tahun lalu saat gunung Krakatau memuntahkan laharnya . Letusan yang mengelegar, langit yang dihiasi kepulan asap hitam, getaran bumi menjalar jadi rasa takut. Sekarang coba buka mata dan lihat, bagaimana Tuhan menciptakan karya yang maha indah dengan sebuah ledakan." Itulah perkataan jiwa pada tubuh saat saya berada di puncak gunung Anak Krakatau.Sabtu 6 April 2013 pukul 00.00 WIB, 50 orang lebih berbeda latar belakang, kebangsaan bahkan belum saling mengenal berkumpul di pelabuhan Merak dengan satu tujuan 'Menikmati keindahan gunung Anak Krakatau dan sekitrnya'.
Setelah melewati selat sunda, Bakauheni dan akhirnya tiba di dermaga Canti, kami langsung bertolak menuju pulau Sebuku, pulau Umang-umang dan pulau Sabesi menggunakan perahu tradisional sambil menikmati spot-spot snorkling. Keindahan bawah lautnya cukup indah, terumbu karang dengan ikan-ikan kecil yang seolah-olah sedang menarik perhatian kami..
Di pulau Sabesi kami beristirahat dan sharing ala backpacker. Kebetulan banyak bule yang join pada perjalanan kali ini, bule Belgia, Jerman, Belanda, dll. Sharing tentang keindahan tanah air masing-masing, walau bahasa inggris saya masih rata-rata air.Esoknya kami bangun pagi sekali, mengejar sunrise di atas gunung Anak Krakatau. Kurang lebih 2 jam perjalanan menggunakan kapal tradisional dari pulau Sabesi. Walau sunrise tak terkejar terbayar oleh keindahan pemandangan di atas gunung Anak Krakatau, gunung lautan pasir. Setelah mengabadikan moment dengan foto-foto, kami pun bertolak menuju Lagon Cabe spot snorkling yang indah dibandingkan dengan spot-spot sebelumnya. Keindahan Bawah lautnya saja sudah terlihat dari atas perahu, apalagi kalau nyebuurr...
Akhirnya kami pulang menuju aktivitas masing-masing diikat oleh kenangan dan rasa cinta terhadap alam.
*video by Rahi Bachsin
Tidak ada komentar:
Posting Komentar